Kamis, 21 Februari 2013

KONSEKUENSI SEBAGAI PENGHAFAL AL QURAN

Apakah Menghafal Al Qur’diperintahkan ?

Sepanjang yang bisa saya dapatkan pemahamannya, saya tidak melihat rujukan eksplisit dan langsung dari Al Qur’an yang menyatakan bahwa Al Qur’an harus dihafal. Al Qur’an lebih sering memerintahkan umat Islam untuk membaca dan mempelajarinya.

Namun demikian, ada banyak hadist yang mengatakan bahwa penghafal Al Qur’an itu akan mendapatkan keistimewaan tertentu

Jadi, jika mau diurutkan mungkin yang utama harus dilakukan adalah membaca dan sekaligus mempelajarinya baru diikuti oleh usaha untuk menghafalnya.

Apakah “membaca Al Qur’an” saja bisa mendapatkan pahala ?

Mari kita perhatikan ayat Al Qur’an ini :

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30)

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk membaca kitab Allah (Al Qur’an) yang walaupun dalam terjemahannya tidak ada kata ‘mempelajari’, namun pemahaman ‘mempelajari’ itu sudah built-in masuk kedalam kata ‘membaca’ jika kita telusuri ke kata Bahasa Arabnya.

Selain itu, ayat tersebut justru memperlihatkan kepada kita bahwa kita tidak bisa hanya sekedar membaca Al Qur’an saja untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dari Allah SWT, melainkan harus disertai dengan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan.

Hadist Terkait Dengan Penghafalan Al Qur’an

Ada beberapa hadist yang secara eksplisit mendorong umat Islam untuk menghafal Al Qur’an sekalipun tidak untuk menghafal seluruh isinya.

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu: “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih).

Jadi Untuk Apa Menghafal Al Qur’an ?

Pertama, tentu saja sebagai bagian dari metodologi untuk bisa menjaga kemurnian isi Al Qur’an sejak awal dikumpulkan dan dibukukan sampai akhir zaman nanti. Silahkan baca tulisan saya berjudul Apa Keterkaitan Penghafal Al Qur’an dan Kesucian Al Qur’an ?

Dalam konteks itu juga lah maka bacaan shalat harus tetap dalam bahasa arab aslinya.

Kedua, dan ini akan menyebabkan orang Islam mau tidak mau harus menghafal Al Qur’an, minimal surah2 yang ayat nya sedikit. Kenapa ? karena ada keharusan membaca 1 surah Al Qur’an disetiap rakaat pada saat melaksanakan shalat wajib yang mandatory 5x sehari dari mulai shubuh, dzuhur, ashar, magrib dan Isya.

Karena tidak semua orang belajar khusus untuk menghafal seluruh isi Al Qur’an, maka mayoritas orang Islam akan memilih surah yang ayatnya tidak terlalu banyak untuk dibaca sebagai bagian dari ritual shalat.

Apa yang didapat pembaca dan penghafal Al Qur’an ?

Orang yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an biasanya akan mendapatkan privillege2 atau keutamaan2 tertentu seperti yang dikisahkan dalam banyak hadist.

Perhatikan hadist-hadist berikut:

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim)

Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: “Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Quran-nya.
Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW :”Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul.
Rasulullah SAW bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”.
Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda: “Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Quran- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik“
(Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada ‘Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban).

Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)

Jadi, intinya adalah bahwa orang yang mampu membaca dan menghafal Al Qur’an walaupun sedikit, termasuk yang diistimewakan.

Kenapa kebanyakan orang Islam pada umumnya tidak mengetahui arti dari surah Al Qur’an yang dihafalnya ?

Ada perbedaan yang cukup signifikan antara orang yang dididik utuh untuk menjadi penghafal seluruh isi Al Qur’an dengan orang-Islam-pada-umumnya yang menghafal hanya sedikit surah, yaitu : para penghafal Al Qur’an mengetahui dan memahami surah Al Qur’an yang dihafalnya sedangkan orang Islam pada umumnya jarang yang mengetahui arti dari surah2 pendek yang dihafalnya.

Kenapa begitu ? Penyebabnya adalah lebih karena cara pendidikan bagi orang Islam pada umumnya yang kurang tepat.

Pendidikan agama untuk orang-Islam-pada-umunya adalah lebih mementingkan pada jumlah surah yang bisa dihafal terlebih dulu. Pertanyaannya, kenapa tidak satu persatu surah tersebut diajarkan untuk dihafalkan bacaan bahasa arabnya dan sekaligus terjemahan bahasa indonesia nya ?

Alangkah baiknya, walau hanya sedikit surah yang bisa dihafal tetapi arti bahasa Indonesia nya juga dihafal dan dimengerti.

Jadi kenapa tidak kita sempurnakan pendekatan pengajarannya ? yaitu dengan menghafal sedikit demi sedikit tapi beserta arti bahasa Indonesia nya.

Apakah lebih baik tidak menghafal kalau tidak mengerti artinya ?

Jawabnya tentu saja tidak !

Namun demikian, hanya mampu menghafal saja tanpa mengerti artinya adalah serendah-rendahnya batas minimal yang harus dicapai oleh orang Islam.

Saya analogkan demikian. Misal ada suatu perusahaan menerapkan aturan demikian:

1. Harus datang sebelum jam yang sudah ditentukan dan pulang setelah jam yang sudah ditentukan
2. Bekerja dengan tekun.

Misalkan, ada seseorang yang patuh mengikuti peraturan nomor satu tetapi tidak mematuhi peraturan nomor dua. Apakah lebih baik tidak usah masuk kantor sama sekali kalau bekerjanya kurang tekun ?

Tentu tidak kan ? orang tersebut sudah lumayan bagus karena sudah mematuhi peraturan nomor 1, hanya saja tinggal ditingkatkan untuk bisa mematuhi peraturan nomor 2.

Masalahnya adalah jika di perusahaan tersebut, mayoritas karyawannya hanya bisa mematuhi peraturan nomor 1 saja. Analogi masalah tersebut cocok sekali dengan kondisi umat Islam sekarang khususnya di Indonesia dimana banyak yang hafal Al Qur’an (sebagian atau seluruhnya) namun tidak memahaminya. Padahal jika tidak memahaminya, bagaimana mungkin mengaplikasikan ajaran Islam dengan tepat ?

Kesimpulan

Jadi solusinya adalah : Kenapa tidak kita sempurnakan pendekatan pengajarannya ? yaitu dengan menghafal surah demi surah tapi langsung beserta arti bahasa Indonesia nya ?

Kondisi umat Islam yang banyak menghafal tapi tidak memahaminya akan menyebabkan kekurangpahaman orang Islam pada umumnya terhadap makna dari surah yang dihafalnya dan keheranan yang amat sangat dari sahabat-sahabat kita yang bukan muslim ;)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar